Ekowisata Lombok : Pengembangan Ekonomi Mayasrakat Lokal dan Stabilitas Lingkungan


Pulau Lombok, merupakan  salah satu pulau yang menjadi destinasi wisata mulai dikenal wisatawan domestik maupun mancanegara. Meskipun belum bisa menyamai Pulau Bali, namun popularitasnya semakin pesat dan berpotensi mengejar pulau Bali. Beberapa orang meramalkan, bahwa masa depan perkembangan pariwisata di Pulau Lombok akan melampaui Pulau Bali, meskipun hal itu membutuhkan proses yang panjang.


Pulau Lombok, merupakan destinasi wisata ‘baru’ yang dikenal sejak satu dekade terakhir ini, apalagi bagi wisatawan mancanegara. Tidak bisa dipungkiri, bahwa masterpiece pariwisata Indonesia saat ini masih dikuasai oleh Pulau Bali. Wisatawan mancanegara cenderung lebih mengenal Bali daripada Indonesia secara umum.  Akan tetapi, menengok keadaan Pulau Bali dalam 30 tahun yang lalu, bisa dibilang seperti yang terjadi di Pulau Lombok saat ini.

Kekayaan alam di pulau Lombok, memang tidak bisa dipungkiri lagi.  Daya tariknya berupa panorama alam, hutan lindung, hutan adat, gunung, sungai, lahan pertanian, hingga keanekaragaman potensi bahari. Potensi alam itu didukung daya tarik adat dan budaya. Keselarasan budaya antara masyarakat sasak, Islam dan Hindu dapat terjalin dengan baik sehingga meningkatkan daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Lombok.

Konsep Ekowisata (Ecotourism)

Ekowisata merupakan salah satu konsep yang sudah dikembangkan sejak tahun 1980-an, yang terdiri dari poin-poin berikut: Menyokong konservasi alam; memperhatikan kesejahteraan penduduk lokal; memberikan pengalaman interpretasi dan belajar; melibatkan tindakan wisatawan dan industry pariwisata yang bertanggung jawab, seminimal mungkin mengkonsumsi sumberdaya tak terbarukan, dan menekankan pada prtisipasi masyarakat lokal.

Konsep ekowisata ini sudah dikembangkan di beberapa destinasi wisata di Indonesia, karena perkembanganya selalu konsisten dengan dua prinsip dasar yaitu memberikan keuntungan ekonomi langsung kepada masyarakat lokal dan turut memberikan andil dalam pelestarian lingkungan.

Konsep ekowisata tersebut seharusnya diterapkan secara konsisten di Pulau Lombok. Kepedulian terhadap kondisi lingkungan sekitar, kelestarian budaya dan peningkatan ekonomi masyarakat lokal menjadi poin penting dalam konsep ekowisata.  Masyarakat harus memegang peran, untuk mempertahankan Lombok dari ‘jajahan’ investor asing, sehingga masyarakat lokal tidak sekedar menjadi ‘penonton’pengembangan pariwisata.

Dengan konsep ini, pariwisata akan berdampak banyak bagi masyarakat secara langsung maupun tidak langsung, jangka pendek maupun jangka panjang. Masyarakat dapat mengembangkan kemampuan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan wisatawan, seperti pondok makan, higga pemandu wisata (local guide)

Sudah siapkah Lombok?
Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Lombok, tentu akan diikuti dengan datangnya berbagai macam investor asing yang berdalih ‘turut mengembangkan’ pariwisata di Lombok. Saat ini, mulai banyak bermunculan Resort dan Restaurant yang dibangun di kawasan hijau. Dampaknya, stabilitas lingkungan dalam jangka panjang semakin terancam, dan masyarakat tidak mempunyai banyak peran.

Pengembangan pariwisata di suatu daerah, apalagi dalam skala yang besar, seperti halnya pulau Lombok, harus belajar dari Pulau Bali. Pengembangan Wisata seharusnya bertumpu pada konsep-konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan, pemberi ijin bagi masuknya investor, seharusnya menitik beratkan kebijakan yang lebih besar bagi masyarakat lokal dari pada investor asing yang masuk.

Kondisi alam Pulau Lombok sekarang ini secara umum dapat dibilang relatif masih ‘perawan’. Banyak tempat yang masih sangat alami. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, pekebun, nelayan dengan pendidikan rata-rata SD-SMP dengan pengetahuan tentang pariwisata dan pentingnya menjaga keseimbangan alam yang masih sangat kurang.

Dalam hal ini, pengembangan pariwisata di Pulau Lombok dan permasalahan sumber daya manusia harus menjadi perhatian yang serius dari pemerintah. Hal itu untuk meningkatkan implementasi pengembangan konsep ekowisata di Lombok secara umum.

Tindakan Prefentif
            Strategi pembangunan daerah, khususnya bidang pariwisata saat ini bisa dibilang masih dalam tahap awal, artinya belum bisa disetarakan dengan Pulau Bali. Akan tetapi seharusnya momen ini bisa disiasati dengan baik dengan mempelajari problematika yang terjadi di pulau tetangga.

Permasalahan yang kini dihadapi Pulau Bali sebagai kiblat pariwisata Indonesia diantaranya adalah permasalahan lingkungan, permasalah lingkungan yang paling mendesak adalah banyaknya sampah, berupa sampah plastik, sampah cair dan sebagainya. Sehingga diperlukan berbagai kebijakan untuk mengatasi hal tersebut seperti pengolahan ulang limbah di Bali.

Permasalah lain juga terkait kesadaran pelaku wisata. Dalam hal ini, pelaku wisata diartikan industri pariwisata dan penyedia jasa pariwisata. Pembangunan Hotel dan Resort secara besar-besaran menyebabkan masalah yang serius bagi lingkungan. Eksploitasi air tanah, resapan air, hingga pengelolaan limbah yang kurang baik. Selain itu juga agen-agen wisata yang mengabaikan kelestarian lingkungan.


Bagi pemerintah pulau Lombok, rasanya belum terlambat untuk mempersiapkan berbagai kebijakan dan kesadaran masyarakat untuk menghadapi arus pariwisata yang diklaim akan meningkat secara pesat dari tahun ke tahun. 
Tag : bisnis

Related Post:

1 Komentar untuk "Ekowisata Lombok : Pengembangan Ekonomi Mayasrakat Lokal dan Stabilitas Lingkungan"

Thanks:)Bermanfaat banget buat tugas B. Indo aq nih

Back To Top