Saat ini, musik
dangdut semakin menempatkan diri pada posisi yang cukup baik. Dangdut yang
dulunya dikenal dengan musik murahan dan
hanya dinikmati oleh kelas bawah, saat ini pandangan itu sudah tidak berlaku
lagi. Musik dangdut tidak selamanya kampungan, seronok dan diasumsikan dengan musik
kelas rendahan. Peran televisi dalam hal ini sangat vital. Televisi menayangkan
dangdut dengan berbagai kemasan, misalnya dengan menggelar ajang pencarian
bakat, dari situ dangdut akan mendapat porsi perhatian yang lebih besar dari
masyarakat.
Dangdut memang
tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Indonesia. Musik dangdut mampu membius
para pendengarnya dengan ritme musiknya yang mendayu-dayu. Kalau dulu orang
malu-malu atau gengsi mendengarkan dangdut, sekarang sudah tidak lagi. Dangdut
sudah menjadi konsumsi masyarakat secara umum. Di beberapa kelompok masyarakat
di Indonesia, dangdut menjadi gelaran wajib ketika mengadakan acara pesta
pernikahan dan sejenisnya.
Sejak era tahun 1970-an, siapa yang tidak
kenal legenda penyanyi dangdut seperti Rhoma Irama, Elvi Sukaesih, A. Rafiq?
disusul generasi berikutnya seperti Meggy Z, Evie Tamala, Ike Nurjanah, Cici
Paramida Hingga generasi Dewi Persik, Inul Daratista, Ayu Ting-ting, dan Cita
Citata. Dangdut selalu berkembang dari masa ke masa, melahirkan satu persatu
pelantunnya yang mempunyai ciri khas masing-masing.
Musik dangdut semakin bervariasi, mulai dari ritme musik
yang beragam, hingga goyangan khas para penyanyinya. Pada awal tahun 2000an
masyarakat dangdut Indonesia dihebohkan dengan ngetrend-nya goyang ngebor mbak Inul Daratista, meskipun sempat menuai
kontroversi karena dianggap terlalu sensual.
Namun tetap saja, mbak Inul diikuti oleh nama-nama yang beken setelahnya
dengan goyangannya seperti Goyang gergaji Dewi Persik, dan Goyang Patah-patah
Annisa Bahar.
Goyangan dan musik
dangdut memang tidak bisa dipisahkan. Bahkan hal itu yang menjadi ‘brand’
setiap penyanyi dangdut. Beberapa pelantun lagu dangdut, bisa meraih popularitas
dengan bermodal goyangan, terlepas dari kualitas vocal dan lagunya. Sebut saja Goyang
Itik yang melabeli Sazkia Gothik, Goyang Dumang yang melambungkan nama Cita
Citata, serta Goyang Cesar yang heboh
pada satu tahun terakhir.
Sekarang mulai
lahir era baru dalam sejarah perkembangan musik dangdut, yaitu era penyanyi duo
dan penyanyi grup. Tetapi tetap saja, goyangan masih menjadi ikon dari setiap
nama grup ,duo dan trio itu. Sebut saja Trio Macan, meskipun goyangannya tidak
mempunyai irama yang jelas, tetapi mempunyai ciri khas tersendiri. Duo Walang
Sangit, Duo Pedang, Hingga Duo Serigala pun kian mewarnai belantika dangdut
nusantara dengan goyangan-goyangannya yang ‘hot’.
Musik dangdut
memang unik, penyanyinya bisa mengalunkan lirik
getir sambil bergoyang tubuh, bahkan mengkombinasikan
dengan sensualitas yang memancing hasrat kaum lelaki. Tentunya masih banyak
penyanyi dangdut yang memakai pakaian tertutup dan tampil sopan. Berbagai
goyangan-goyangan yang ngetrend itu beberapa
diantaranya kian menonjolkan lekuk tubuh penyanyinya, meskipun masih banyak
yang berpakaian tertutup rapat. Apabila dahulu goyang ngebor mbak Inul
daratista sempat di boikot karena dianggap vulgar, kenyataannya kini banyak
goyangan yang dibuat lebih vulgar lagi.
Sebut saja Goyang Drible Duo Serigala. Duo serigala yang beranggotakan Pamela Safitri
dan Ovi Safitri ini menampilkan goyang drible yang bagi seseorang bisa dibilang
hanya menonjolkan sensualitas tubuh penyanyinya saja, tanpa memperhitungkan
kualitas vokal dan lagu yang dilantunkan. Istilah dribble merupakan istilah yang lazim dipakai pada pertandingan bola
basket, yaitu teknik memantulkan bola ke lantai sebelum memasukkan ke dalam
ring. Goyangan dribble menonjolkan
Payudara yang digoyangkan seperti bola yang sedang di dribble.
Kedua personel duo
serigala memang mempunyai paras yang cantik, meskipun dengan kualitas suara
yang pas-pasan. kenyataannya, duo tersebut bisa ramai dibicarakan dan dikenal
masyarakat melalui goyangan sensualnya. Di saat citra musik dangdut mulai baik
dan dapat diterima masyarakat secara umum, ada-ada saja yang membuat citra musik
dangdut menjadi negatif. Seharusnya para pelaku dangdut, dan industri dangdut
dapat menempuh cara yang lebih kreatif untuk mempopulerkan bakat dangdut yang
dimilikinya.
Tag :
intertainment
0 Komentar untuk "Dangdut dan Sensualitas Perempuan"