Kopi Indonesia.

“Indonesia adalah surga, dengan kopi sebagai kekayaannya” sepertinya ungkapan itu tidak berlebihan. Sebagai negara penghasil kopi terbesar ke tiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam, tentunya kopi menjadi komoditi yang sudah mendarah daging bagi masyarakat.  Sudah sepantasnya kita berbangga, bahwa komoditas internasional yang sangat terkenal itu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, meskipun minum kopi, sepertinya sudah menjadi budaya masyarakat internasional. Di indonesia, kopi merupakan hal wajib yang harus ada di dapur-dapur. 

Sejak dulu hingga kini kopi indonesia sudah dikenal di berbagai penjuru dunia, termasuk Amerika dan Eropa. Produk kopi asli indonesia yang disukai dan kini semakin mendunia adalah Kopi Luwak. Siapa sangka, kopi yang pengolahannya melewati proses pencernaan luwak, dan dikeluarkan menyerupai kotoran itu, menjadi komoditas utama kopi indonesia yang laris di mancanegara.

Akan tetapi, di indonesia, kopi bukan sekedar komoditas. Bercerita tentang kopi di Indonesia mempunyai nilai sejarah yang panjang. Setidaknya, kopi menjadi salah satu alasan Belanda dan VOC menduduki nusantara pada waktu itu. Saat menduduki indonesia, VOC dan Pemerintah Hindia Belanda memberlakukan sistem monopoli dan tanam paksa. Sumber Daya Alam indonesia, khususnya hasil pertanian termasuk kopi dan rempah-rempah lainnya dikeruk untuk memenuhi kebutuhan kopi dan rempah di Eropa. 

Budaya ngopi di indonesia, sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Mulai dari kopi Aceh Gayo yang terkenal, Kopi Palembang, Kopi Lampung, Kopi Java, Kopi Ponorogo, Kopi Flores, Tambora, Bajawa, hingga Kopi Toraja, merupakan sebagian kecil varian kopi dari penjuru daerah indonesia yang cukup terkenal. Kita boleh berbangga atas kekayaan alam tersebut, akan tetapi sayangnya, kemampuan masyarakat untuk mengolah kopi secara modern masih sangat rendah. Sebagian besar petani kopi di daerah, menjual kopi mereka dalam bentuk biji kopi (green bean) kemudian membeli kopi sachet di warung-warung untuk diminum sendiri, seperti halnya menjual pisang lalu membeli pisang goreng.  Hal ini sudah seharusnya melibatkan pemerintah untuk meningkatkan teknologi terkait pengolahan kopi.  Sehingga produksi kopi dalam negeri dapat dimaksimalkan dan mampu memberikan dampak nyata bagi para petaninya. Para petani diberi pelatihan beserta peralatan-peralatannya yang dapat digunakan paska panen seperti mesin giling, mesin roasting, grinder, dan lain-lain.

Kopi sebagai komoditas lokal indonesia seharusnya dapat dikembangkan secara kreatif di indonesia. Sebagai contoh, di Jogja kini sudah banyak industri kuliner yang mengimprovisasi minuman kopi menjadi minuman yang unik dan ikonik. Sebut saja Kopi Joss. Kopi Joss adalah kopi yang disajikan dengan diberi arang panas.  Sekilas terdengar ekstrim, namun ternyata arang dalam kopi tersebut berfungsi menetralisir kafein yang ada di dalam kopi. Kini, Kopi Joss dapat menjadi minuman yang ikonik di Yogyakarta. Orang yang datang ke Yogyakarta cenderung mencari makanan dan minuman yang unik. Salah satunya adalah kopi joss yang mengundang rasa penasaran untuk menikmatinya.  Contoh tersebut merupakan bukti bahwa kopi dapat disajikan secara kreatif untuk menunjang ekonomi masyarakat, selain di café-café yang modern. 

Sebagai Negara dengan kunjungan wisata yang tinggi, kopi dapat dikolaborasikan sebagai sarana pendukung pariwisata. Potensi yang dimiliki indonesia berupa keindahan alam yang mengundang para wisatawan, disertai dengan varian kopi yang tumbuh di berbagai daerah dari Gayo, sampai Wamena Papua, menciptakan suatu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kolaborasi yang baik antar keduanya, akan berdampak banyak khususnya pada kesejahteraan masyarakat.  Jika selama ini masyarakat pribumi cenderung menjadi ‘penonton’,  sama sekali tidak terlibat dalam bisnis pariwisata, apalagi menikmati kesejahteraan meskipun di daerah mereka terdapat tempat wisata yang dikunjungi oleh ratusan orang setiap harinya.

Dengan adanya pengembangan potensi kuliner daerah, salah satunya varian kopi yang tumbuh di daerah-daerah, masyarakat dapat mengambil peran dalam hal itu dan menjalankan fungsi  pariwisata yaitu penggalakan ekonomi. Dari situ, masyarakat dapat mengambil bagian, terlibat secara langsung dalam pengembangan pariwisata daerah dengan membuka keda-kedai kopi. Contoh konkret yang sudah dilakukan adalah Aceh, sebagai daerah penghasil kopi yang terkenal, khususnya Kopi Aceh Gayo, di Aceh terdapat banyak kedai-kedai kopi, selain sebagai bisnis lokal yang mengembangkan ekonomi masyarakat lokal, bisnis itu dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi aceh. Tentunya hal itu bisa menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain di indonesia.
Tag : lifestyle
0 Komentar untuk "Kopi Indonesia."

Back To Top