Jayapura, (26/3)(Trendezia.com)
- Pimpinan Dinas Kesehatan Provinsi Papua menyatakan sebanyak 46
distrik/kecamatan di daerah itu belum memiliki pusat pelayanan kesehatan
masyarakat (puskesmas).
"Jumlah distrik di Provinsi Papua yang belum
mempunyai puskesmas sebanyak 46 distrik, dan bukan 96 distrik seperti yang
dikabarkan sejumlah media masa di Jayapura," kata Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Papua drg Aloysius Giyai, ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Kamis.
Aloysius mengklarifikasi pemberitaan sejumlah media
massa bahwa ada 96 distrik di Papua yang tidak memiliki Puskesmas.
Mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Abepura itu
menjelaskan, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) 2013, jumlah distrik di
Papua sebanyak 440 wilayah, sementara jumlah puskemas yang memenuhi syarat per
Maret 2014 sebanyak 394 puskesmas.
Dengan demikian, lanjut dia, jumlah distrik yang belum
mempunyai atau belum memiliki puskesmas sebanyak 46 distrik dan bukan 96
distrik seperti pemberitaan sejumlah media massa.
"Dengan demikian bisa dikatakan 96 persen distrik
di Provinsi Papua telah memiliki Puskesmas," ujarnya.
Klarifikasi
Permasalahan Puskesmas Di Papua
Aloysius Giyai mengklarifikasi sejumlah permasalahan
yang berkaitan dengan puskesmas dan sistem rujukan di rumah sakit di Papua.Ia
menyebut permasalahan tersebut yakni, pemberitaan di salah satu media lokal di
Jayapura dan dikomentari salah satu pejabat di RSUD dok II Jayapura pada Rabu
lalu.
Menanggapi pemberitaan itu, Aloysius mengemukakan bahwa
walaupun diperintahkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor
75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, bahwa puskesmas harus didirikan pada setiap
kecamatan/distrik, namun hal itu sulit diwujudkan.
"Hal ini tidak bisa serta merta dapat diterapkan di
Provinsi Papua oleh karena ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi,"
ujarnya. Sejumlah syarat yang harus dipenuhi di antaranya jumlah
penduduk, aksesibilitas, kebutuhan pelayanan, ketersediaan prasarana, peralatan
kesehatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium serta prasyarat lokasi dan
bangunan.
Aloysius yang pernah menjabat Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Abepura itu mengatakan, fakta di lapangan ditemukan banyak puskesmas
yang didirikan oleh pemerintah kabupaten/kota namun belum dapat memenuhi prasyarat
sebagaimana diamanatkan oleh Permenkes Nomor 75 Tahun 2014.
"Jika prasyarat tersebut belum dipenuhi maka Dinas
Kesehatan Papua tidak dapat memberikan rekomendasi pendirian puskesmas,"
kata Aloysius.
Dengan demikian, kata dia, sejauh ini di Provinsi Papua
masih bisa satu puskesmas melayani dua distrik.
Permasalahan lainnya yang perlu diklarifikasi, kata
Aloysius, yakni adanya pernyataan kekisruhan di RSUD Jayapura, yang dinilai
terlalu berlebihan.
Aloysius juga mengklarifikasi pelaksanaan Kartu Papua
Sehat (KPS) di puskesmas yang dapat dilakukan sesuai Pergub Nomor 6 Tahun 2014,
namun dana KPS hanya ditujukan kepada layanan kesehatan rujukan.
Porsi terbesar dari KPS diberikan kepada RSUD Jayapura
sebesar 47 miliar untuk tahun 2014.
"Bagi Puskesmas yang tidak mendapatkan dana KPS,
namun dalam bentuk dukungan pelaksanaan program yang sumber pembiayaannya
berasal dari 15 persen dari 80 persen yang bersumber dari dana otsus yang
dialokasikan ke kabupaten/kota di Papua," ujarnya.
Dia mengatakan, jika dihitung per kabupaten/kota akan
mengolah dana sebesar Rp14 miliar - Rp17 miliar.
Dana itu dipergunakan untuk membiayai empat kegiatan
yakni pertama dipergunakan untuk layanan kesehatan terbang, terapung, dan kaki
telanjang dengan porsi sebesar 50 persen.
Kedua, anggaran itu dipergunakan untuk dukungan
terhadap pelaksanaan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sebesar 30 persen.
Selanjutnya, alokasi anggaran itu digunakan untuk
mendukung penyediaan sarana prasarana minimal di Puskesmas sebesar 10 persen. Terakhir, aliran dana itu juga dipergunakan untuk
mendukung management Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota oleh Dinas Kesehatan Papua
sebesar 10 persen.
Ia menambahkan, Dinas Kesehatan Papua berharap adanya
koordinasi yang intensif antara SKPD dan kelompok masyarakat terutama pada saat
memberikan pernyataan.
Dengan demikian, tidak akan menimbulkan kekacauan dalam
pemahaman bagi masyarakat tentang pembangunan kesehatan di Provinsi Papua.
Laporkan Masalah Kesehatan
Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP)
mengajak masyarakat agar melaporkan masalah kesehatan terkait pelayanan
kesehatan terutama terkait administrasi penggunaan Kartu Papua Sehat (KPS) di
rumah sakit.
"Kami mengimbau masyarakat jangan sungkan-sungkan
untuk mengadukan masalah kesehatan yang ada di rumah sakit," kata Kepala
Bidang Kesekretariatan UP2KP Alexander Krisifu di Jayapura, Kamis. Selain melakukan pengawasan dan monitoring terhadap
kesehatan, UP2KP juga menerima pengaduan atau pelaporan dari masyarakat terkait
masalah pelayanan kesehatan di seluruh rumah sakit milik pemerintah.
Alex juga meminta agar masyarakat juga melaporkan
masalah kesehatan di rumah sakit swasta dengan menggunakan kartu Papua Sehat."Jika ada kendala terkait masalah administrasi
pelayanan kesehatan maka harus dilaporkan ke UP2KP dan akan ditindak
lanjuti," katanya.
Pelaporan dapat disampaikan ke nomor layanan
082198630123 atau langsung datang ke Kantor UP2KP yang beralamat di Jalan Baru
Kotaraja, Abepura, Kota Jayapura.
Ia menambahkan, laporan juga dapat disampaikan secara
lisan maupun tertulis.
Tag :
lifestyle
2 Komentar untuk " 46 Distrik Di Papua Belum Miliki Puskesmas"
,KISAH NYATA ,
Aslamu alaikum wr wb..Allahu Akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Bismillahirrahamaninrahim,,senang sekali saya bisa menulis dan berbagi kepada teman2 melalui room ini,
sebelumnya dulu saya adalah seorang pengusaha dibidang property rumah tangga dan mencapai kesuksesan yang luar biasa,
mobil rumah dan fasilitas lain sudah saya miliki, namun namanya cobaan saya sangat percaya kepada semua orang,
hingga suaatu saat saya ditipu dengan teman saya sendiri dan membawa semua yng saya punya,
akhirnya saya menaggung utang ke pelanggan saya totalnya 470 juta dan di bank totalnya 800 juta ,
saya stress dan hamper bunuh diri anak saya 2 orng masih sekolah di smp dan sma,
istri saya pergi entah kemana dan meninggalkan saya dan anakanaknya ditengah tagihan utang yg menumpuk,
demi makan sehari hari saya terpaksa jual nasi bungkus keliling dan kue,
ditengah himpitan ekonomi seperti ini saya bertemu dengan seorang teman dan bercerita kepadanya,
Alhamdulilah beliau memberikan saran kepada saya, dulu katanya dia juga seperti saya stelah bergabung dengan KI WONGSO hidupnya kembali sukses,
awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama satu minggu saya berpikir dan melihat langsung hasilnya,
saya akhirnya bergabung dan menghubungi KI WONGSO di No +62852-9958-5055.
Semua petunjuk AKI saya ikuti dan hanya 3 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah Demi AllAH dan anak saya,
akhirnya 5M yang saya minta benar benar ada di tangan saya, semua utang saya lunas dan sisanya buat modal usaha,
kini saya kembali sukses terimaksih KI WONGSO saya tidak akan melupakan jasa AKI. JIKA TEMAN TEMAN BERMINAT,
YAKIN DAN PERCAYA INSYA ALLAH, SAYA SUDAH BUKTIKAN DEMI ALLAH SILAHKAN HUB KI WONGSO DI +62852-9958-5055. (TANPA TUMBAL/AMAN).
sayang sekali yah belum merata
Elever Media Indonesia