Kekhawatiran Orang Tua Saat Seorang Anak Mulai Mengenal Pacaran

Apa yang akan kamu lakukan jika anakmu yang “Baru Gede” mulai mengenal pacaran? Bahkan ketika masih SD ia sudah mengenal pacaran? Tentu kamu akan kawatir dan berusaha untuk melarangnya.



Tapi diluar rumah, siapa yang bisa mengontrol seorang anak? Kamu sendiri seringkali disibukkan dengan pekerjaan sehingga kontrol terhadap anak tak bisa dilakukan. Sehingga Kamu mempercayakan anak kepadasekolah. Akan tetapi kenyataannya, disekolahpun seorang anak susah dikontrol kecuali control atas dirinya sendiri.

Sehingga kamu mengupayakan segala macam cara agar seorang anak tidak mengenal pacaran. Entah mulai melarang dengan membatasi pergaulannya atau kamu sibukkan ia terhadap kegiatan les privat atau semacamnya.

Terutama ketika kamu memiliki anak perempuan, hati dan perasaanmu mulai was-was atas masa depannya, terutama saat ia menginjak remaja. Tujuan kamu melarang serorang anak berpacaran adalah bentuk kasih sayang. Saking kasih sayangnya, kamu mulai membatasi pergaulan dan bahkan “mengurung dia” setelah selesai sekolah.

Kenapa bisa demikian? Tak lain karena pengalaman kamu yang pernah remaja dan muda. Bahwa pacaran adalah pintu utama masuk pergaulan bebas. Pacaran adalah pintu awal perzinaan. Pacaran adalah awal rusaknya masa depan seorang anak. Apalagi pergaulan remaja sekarang lebih bebas dan susah terkontrol oleh orang tua.

Ada beberapa alasan mengapa para orang tua melarang anak pacaran. Pertama dan paling utama, adalah jika akannya perempuan makan kamu kawatir jika anakmu hamil di luar nikah sehingga akan menghancurkan masa depan si anak maupun kehormatan keluarga. Ketakutan yang wajar, mengingat gaya pacaran anak muda zaman sekarang yang begitu bebas. Apalagi dengan adanya dukungan teknologi yang begitu canggih.

Kedua, faktor umur, seorang remaja memiliki talenta rasa ingin tahu dan masih labil baik pemikiran maupun perilakunya. Atas nama cinta mereka kadang bisa nekat tak karuan. Sering kali orang tua dibikin pusing oleh perilaku seorang anak yang sedang termakan lezatnya cinta.

Ketiga, orang tua kawatir pada anak remajanya. Apalagi mereka yang masih mengeyam usia sekolah. Pacaran dikhawatirkan akan mengganggu waktu belajarnya. Seorang anak sekolah yang dibuat galau pacarnya. Sehingga belajarnya bisa terganggu dan mengurung diri. Padahal orang tua menganggap sebagai pelajar tugas utamanya adalah belajar.

Keempat, orabg tua memiliki karakter pemcemburu dan hati-hati. Sehingga ketiak anaknya dekat dengan orang lain sehingga menomorduakan orang tuanya, orang tua akan khawatir. Seringkali orang tua dibuat mangkel karena perilaku anak yang lebih mengedepankan pacar dari pada perintah orang tua sendiri.

Kelima, orang tua takut  jika anaknya salah pilih pasangan. Setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Pada usia anak-anak, seharusnya mereka mempunyai banyak pilihan dalalm bergaul dan mengenal banyak karakter. Sedangkan jika berpacaran, ruang gerak si anak akan terbatas karena terikat oleh pacarnya. Padahal belum tentu sang pacar memberikan pengaruh yang baik pada anaknya.

Keenam,  orang tua sering kali melihat seorang anak adalah sebagai tong kosong yang belum terisi. Sehingga orang tua selalu dan berusaha mengisi tong itu dengan sesuatu yang baik. Wajar jika ia membatasi pergaulan si anak. Sebab, setiap orang tua kawatir jika anaknya salah pergaulan dan akhirnya merusak masa depan. Karena orang tua adalah ia yang pernah muda dan tau akan segala macam kondisi dan psiokologi seorang anak.


Jika demikian bagaimana seharusnya sikap orang tua? Apakah tetap melarang anaknya untuk pacaranya atau memberi kebebasan kepada sibuah hati untuk menentukan medan hidupya? Pilihannya adalah, orang tua harus tetap memberi kebebasan tapi harus juga memberi “rel” batasan kepada anaknya. Orang tua juga harus bijak kepada seorang anak. Kapan ia harus mengenal pacaran dan mengerti batasan-batasan pacaran. Selebihnya tergantu kepada orang tua, karena tetap ketegasan orang tua bagi seorang anak adalah sesuatu yang penting.
Tag : lifestyle

Related Post:

0 Komentar untuk "Kekhawatiran Orang Tua Saat Seorang Anak Mulai Mengenal Pacaran"

Back To Top