Mari Mengenal Teknologi Ramah Lingkungan



Ancaman arus pemanasan global sebagai dampak dari perubahan zaman yang semakin modern, memantik kesadaran manusia untuk berperilaku ramah terhadap lingkungan. Gerakan-gerakan bertagline “go green” kian mewabah di mana-mana, di segala bidang, termasuk dalam bidang teknologi. Teknologi ramah lingkungan pada dasarnya adalah penerapan konsep “zero waste” atau nir limbah, di mana setiap proses industri dari awal sampai akhir di rancang untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan terbentuknya limbah pencemar lingkungan.

Untuk membuat agar teknologi ramah lingkungan dalam suatu industri, maka setidaknya dapat diterapkan dengan 6 R, yakni  Recycle, Recovery, Reduce, Reuse, Refine, dan Retrieve Energy. Refine, memakai bahan yang ramah lingkungan dan lewat proses yang lebih aman dari teknologi sebelumnya. Reduce, mengurangi jumlah limbah dengan cara memaksimalkan pemakaian bahan. Reuse yaitu menggunakan kembali beberapa bahan yg tidak terpakai atau telah berbentuk limbah serta diolah dengan cara yang berbeda.

Recycle nyaris sama juga dengan reuse, hanya saja recycle memakai kembali bahan-bahan atau limbah dengan sistem yang sama. Recovery artinya pemakaian material khusus dari limbah untuk diolah untuk keperluan yang lain. Retrieve Energy yaitu penghematan daya dalam satu sistem produksi.

Beberapa penerapan teknologi ramah lingkungan

1.     Biogas
Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis organik (padat, cair) homogen bisa diproses untuk menghasilkan biogas, seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Disamping itu juga sangat mungkin menyatukan saluran pembuangan di kamar mandi atau WC ke dalam sistem biogas.






Di daerah yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya kedalam system biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut di atas berasal dari bahan organik yang homogen. Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktifitas sistem biogas di samping parameter-parameter lain, seperti temperatur digester, pH, tekanan dan kelembaban udara. Salah satu cara menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem biogas adalah dengan mengetahui perbandingan karbon (C) dan nitrogen (N) atau disebut rasio C/N.

2.     Biopori
Biopori atau yang biasa disebut teknologi Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan metode alternatif yang sederhana untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah, selain sumur resapan. Pemanfaatan biopori ini akan membuat keseimbangan alam (tanah) terjaga, sampah organik yang sering menimbulkan bau tak sedap dapat tertangani. Selain itu, biopri juga dapat menyimpan air untuk musim kemarau. Beberapa manfaat LRB antara lain: memelihara cacing tanah; mencegah terjadinya keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah; menghambat intrusi air laut; mengubah sampah organik menjadi kompos; meningkatkan kesuburan tanah; menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah; mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air, seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah, mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan); serta mengurangi banjir, longsor dan kekeringan.

3.     Biofuel
Energi alternatif biofuel yang dapat diperbarui dapat memperkuat ketersediaan bahan bakar. Ada dua macam jenis biofuel yang bisa dikembangkan, yaitu, etanol dan biodiesel.
a.    Etanol
Untuk membuat alkohol dilakukan melalui proses fermentasi dari bahan baku tumbuhan yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti ketela pohon. Etanol dipergunakan untuk menggerakkan mesin berbahan bakar bensin. Khusus untuk mesin diesel, biasa mempergunakan bahan bakar jenis biodiesel.
b.    Biodiesel
Biodiesel diproduksi dari senyawa kimia bernama alkil ester yang bisa diperoleh dari lemak nabati. Bahan ester ini memiliki komposisi yang sama dengan bahan bakar diesel solar, bahkan lebih baik nilai C-etananya dibandingkan solar. Sebagai bahan bakar cair, biodiesel sangat mudah digunakan dan dapat langsung dimasukkan ke dalam mesin diesel tanpa perlu memodifikasi mesin. Selain itu, dapat dicampur dengan solar untuk menghasilkan campuran biodiesel yang memiliki C-etana lebih tinggi. Biodiesel ini sudah terbukti ramah lingkungan karena tidak mengandung sulfur. Menggunakan biodiesel dapat menjadi solusi bagi Negara Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar solar sebesar 39,7%.

4.     Biopulping
Fenomena alam sering menjadi inspirasi bagi peneliti untuk menciptakan teknologi ramah lingkungan. Biopulping adalah salah satunya yang meniru proses mikroorganisme pada proses pelapukan untuk digunakan dalam industri. Alam sering memberi ide cemerlang bagi hidup manusia dari proses pelapukan kayu, ranting, daun atau lainnya. Saat bahan-bahan itu melebur, terjadi pembusukan yang membuatnya hancur bersama alam. Tak ada sampah atau limbah. Apabila ditelaah lebih detail, proses biopulping tersebut dimotori oleh mikroorganisme. Mikroorganisma yang terdiri atas sejumlah mikroba membantu proses pelapukan, sehingga sampah alam itu terurai, kembali menjadi tanah berupa humus.





Hasil kerja mikroorganisma bisa dimanfaatkan dalam sektor industri. Misalnya, industri kertas dan pulp ynag terkenal dengan limbahnya yang sulit diatasi. Limbah ini berasal dari bahan kimia, seperti soda api, sulfit dan garam sulfida. Bahan kimia inilah yang menjadi sumber pencemaran lingkungan. Karena itu bisa dilakukan teknologi biopulping dengan cara mengolah pulp dengan menggunkan bantuan mikroorganisme.






5.     Kendaraan Hybrid dan Hypercar

Kendaraan hybrid adalah jenis kendaraan yang dikembangkan dari bahan ultra-ringan tapi sangat kuat, seperti komposit. Sumber tenaga kendaraan jenis ini umumnya merupakan campuran antara bahan bakar minyak dan listrik yang dibangkitkan dari putaran mesin kendaraan melalui teknologi rechargeable energy storage system (RESS). Kendaraan jenis ini diklaim sebagai memiliki tingkat polusi dan penggunaan bahan bakar yang rendah. Sementara, kendataan hypercar memiliki fitur konstruksi yang sangat ringan, desain yang aerodinamis, penggerak berbahan baker hybrid dan beban aksesoris yang minimal. 
Tag : tekno

Related Post:

0 Komentar untuk "Mari Mengenal Teknologi Ramah Lingkungan"

Back To Top