Jakarta, (Trendezia.com) – Keberadan Koalisi
Merah Putih (KMP) di DPR tak lagi solid. Hal itu terjadi menyusul adanya
perubahan konstelasi politik di internal Partai Golkar dan Partai Persatuan
Pembangunan (PPP). Demikian kata peneliti senior Indonesia Public Institute
(IPI) Karyowo Wibowo saat dihubungi di Jakarta, Selasa (24/3). "Praktis
yang solid di KMP hanya tinggal Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera
(PKS). Sikap Partai Amanat Nasional juga berubah drastis sejak dipimpin
Zulkifli Hasan," ungkapnya.
Menurut
Karyono, secara umum peta politik saat ini tidak menguntungkan KMP sehingga
koalisi pengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa saat Pilpres 2014 itu
menjadi melemah. "Partai Demokrat pun tidak bisa diharapkan akan mendukung
KMP karena sejak awal partai tersebut terang-terangan memilih menjadi kekuatan
tersendiri (penyeimbang, red.) bukan bagian dari koalisi mana pun. Dalam
bersikap, Partai Demokrat biasanya melihat situasi terlebih dahulu,"
tambahnya.
Karyono
mengatakan Keputusan Menkumham, Yasonna Laoly yang mengakui kepengurusan Partai
Golkar versi Munas Ancol di bawah kepemimpinan Agung Laksono telah memukul balik
KMP, meski kemungkinan masih akan ada perlawanan di internal partai berlambang
beringin itu. Menurutnya, sejak kubu Agung Laksono berada "di atas
angin", cukup banyak kader Partai Golkar yang semula mendukung Aburizal
Bakrie berbalik arah mendukung munas Ancol. Karena itu, dia memperkirakan Partai
Golkar pimpinan Aburizal Bakrie pun juga akan kehilangan kekuatan.
"Mungkin
masih akan ada kader Partai Golkar yang loyal kepada Aburizal Bakrie dan terus
mendukung KMP. Namun, saya perkirakan jumlahnya sedikit," pungkasnya.
PPP Sambut Baik Dukungan Golkar Kepada Pemerintah
Sementara
itu, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP hasil Muktamar Surabaya menyambut baik
dukungan DPP Golkar pimpinan Agung Laksono kepada pemerintahan Jokowi-JK. "Pada
prinsipnya PPP dan KIH menyambut baik, sebagai upaya menciptakan stabilitas
politik," kata Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya M Romahurmuziy (Romi)
usai membuka Muswil PPP Provinsi Bengkulu di Bengkulu, Senin (24/3).
Menurut
Romi, kegaduhan politik selama enam bulan terakhir akibat belum kuatnya
dukungan terhadap pemerintah di parlemen. "Selama ini gaduh karena
pemerintaan Jokowi-JK belum mendapat dukungan mayoritas di parlemen,"
katanya. Romi juga meyakini bahwa pada akhirnya pemerintahan Jokowi-JK akan
mendapatkan dukungan mayoritas di parlemen, karena semua pasti menginginkan
stabilitas.
Ketika
ditanya tentang kompensasi politik dari dukungan Partai Golkar ke pemerintah,
Romi mengaku hal itu tidak dibicarakan di KIH karena merupakan ranah presiden. "Soal
kompensasi politik, apakah jabatan menteri atau jabatan lain, itu wewenang
presiden," jawab Romi. Yang jelas, lanjutnya, PPP akan mendukung kebijakan
yang diambil pemerintah selama landasan konstitusionalnya cukup.
"Selama
kebijakan yang diambil tidak menabrak undang-undang," kata Romi. Sebelumnya,
Ketua Umum Golkar hasil Munas Ancol Agung Laksono menyatakan Golkar keluar dari
Koalisi Merah Putih (KMP) dan menjadi pendukung pemerintah, namun tidak masuk
dalam KIH.
Tag :
News
0 Komentar untuk "Konflik Partai Membuat KMP Tak Lagi Solid"