Di negeri kita
Indonesia, sepanjang hari bisa melihat matahari. Tapi tidak bagi penduduk di
negeri-negeri Eropa. Ada waktu-waktu tertentu yang tidak memungkinkan bagi
mereka untuk melihat matahari, yakni ketika musim salju yang ekstrim tiba. Begitu
pula di Beijing China, ketika musim salju tiba dan kabut tebal menyelimuti
kota, warga di sana juga tidak bisa melihat matahari. Mereka membuat “matahari
tiruan”. Pemerintah Beijing memasang layar raksasa untuk menayangkan
video matahari terbit di saat matahari sedang terbit.
Beijing
hanyalah video bergambar matahari. Di Italia ada sebuah desa yang bisa membuat
“matahari tiruan.” Ya di Viganella, sebuah desa di dasar lembah yang ada di Piedmont,
Provinsi Verbano-Cusio-Ossola, Italia.
Desa ini dibangun di dasar lembah Alpen, berbatasan dengan Swiss. Sisi selatan
lembah sangat tinggi, sehingga setiap tanggal 11 November sampai 2 Februari
matahari menghilang. Tidak ada seberkas cahaya yang jatuh ke Viganella selama
periode itu. Hampir 200 penduduknya mengalami masa seperti di Siberia.
Pada musim
dingin, penduduk Viganella merasakan dingin yang luar biasa. Namun, seorang
arsitek, Giancomo Bonzani membuat “matahari” untuk Viganella. Awalnya, banyak
orang yang tidak percaya karena itu mustahil. Ketidakpercayaan orang itulah
yang membuat Bonzani semakin tertantang untuk membuktikannya, karena dia
percaya teori fisika.
Bonzani kemudian membuat cermin raksasa yang bisa
memantulkan cahaya matahri ke arah desa yang berada di dasar lembah tersebut.
Cermin itu dikendalikan oleh perangkat lunak komputer agar bisa secara otomatis
melacak di mana sumber matahari dan memantulkannya ke arah desa.
Cermin raksasa
Bonzani itulah kemudian dijuluki penduduk Viganella sebagai matahari tiruan.
Karena punya “matahari sendiri” itulah Viganella termasuk menjadi destinasi
wisata. Selain punya “matahari”, lembah desa ini punya pemandangan yang cantik,
hawa sejuk dan penduduk yang ramah menyapa setiap pengunjung datang.
Tag :
tekno
0 Komentar untuk "Taukah Kamu Jika Desa ini Punya Matahari Sendiri?"