Mataram, (3/4) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, diminta untuk terus meningkatan pemahaman agama kepada para remaja sebagai upaya mengubah perilaku sehingga tidak rentan berbuat atau menjadi korban tindak asusila.
"Jika para remaja memiliki pemahaman agama yang kuat, Insya Allah remaja yang rentan berbuat tidak asusila dapat diminimalkan," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram H Ahsanul Khalik di Mataram, Jumat.
Pernyataan itu dikemukakannya pascatertangkapnya 30 pasangan remaja yang sedang berduaan di sejumlah taman kota. Penemuan itu berawal dari laporan MUI Kota Mataram yang menyebutkan taman kota banyak dimanfaatkan untuk kegiatan maksiat.
Ahsanul mengatakan, hal ini tentu menjadi tanggung jawab semua masyarakat termasuk MUI untuk berperan mengubah perilaku para remaja agar memiliki pemahaman agama yang kuat.
"Antara pemerintah dan MUI memiliki sinergi dalam melakukan perubahan perilaku generasi penerus bangsa," ujarnya.
Caranya, kata Ahsanul, MUI bekerja sama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk melaksanakan pengajian dan pemahaman agama baik kepada anak-anak maupun orang tua.
Sementara pemerintah akan melaksanakan tugasnya melakukan pembinaan, penekanan dan memblokir tempat-tempat yang sekiranya dimanfaatkan untuk tindakan-tindakan yang tidak patut.
"Jika hal ini dapat kita lakukan bersama, maka taman kota dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya yakni sebagai pusat rekreasi dan edukasi," katanya.
Diketahui satgas sosial yang ada di Dinsosnakertrans Kota Mataram saat ini ditugaskan untuk melakukan pengawasan dan penertiban taman-taman kota yang terindikasi dan rawan dijadikan tempat tindakan yang tidak patut.
Menurut dia, dari hasil patroli perdana pada Sabtu (28/3) malam pada tiga taman kota yakni Taman Udayana, Taman Selagalas dan Taman Loang Baloq, satgas sosial menemukan 30 pasangan yang sedang berpacaran di tempat yang remang-remang.
Sebanyak 30 pasangan itu rata-rata berasal dari warga sekitar taman dan Kabupaten Lombok Barat, dengan usia rata-rata remaja.
"Pasangan yang sedang berpacaran di tempat remang-remang ini tentu bisa memicu terjadinya tindak asusila sehingga menimbulkan perempuan rawan asusila yang menjadi tanggung jawab kami. Ini harus diantisipasi," ujarnya.(Antara/Trendezia)
"Jika para remaja memiliki pemahaman agama yang kuat, Insya Allah remaja yang rentan berbuat tidak asusila dapat diminimalkan," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram H Ahsanul Khalik di Mataram, Jumat.
Pernyataan itu dikemukakannya pascatertangkapnya 30 pasangan remaja yang sedang berduaan di sejumlah taman kota. Penemuan itu berawal dari laporan MUI Kota Mataram yang menyebutkan taman kota banyak dimanfaatkan untuk kegiatan maksiat.
Ahsanul mengatakan, hal ini tentu menjadi tanggung jawab semua masyarakat termasuk MUI untuk berperan mengubah perilaku para remaja agar memiliki pemahaman agama yang kuat.
"Antara pemerintah dan MUI memiliki sinergi dalam melakukan perubahan perilaku generasi penerus bangsa," ujarnya.
Caranya, kata Ahsanul, MUI bekerja sama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk melaksanakan pengajian dan pemahaman agama baik kepada anak-anak maupun orang tua.
Sementara pemerintah akan melaksanakan tugasnya melakukan pembinaan, penekanan dan memblokir tempat-tempat yang sekiranya dimanfaatkan untuk tindakan-tindakan yang tidak patut.
"Jika hal ini dapat kita lakukan bersama, maka taman kota dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya yakni sebagai pusat rekreasi dan edukasi," katanya.
Diketahui satgas sosial yang ada di Dinsosnakertrans Kota Mataram saat ini ditugaskan untuk melakukan pengawasan dan penertiban taman-taman kota yang terindikasi dan rawan dijadikan tempat tindakan yang tidak patut.
Menurut dia, dari hasil patroli perdana pada Sabtu (28/3) malam pada tiga taman kota yakni Taman Udayana, Taman Selagalas dan Taman Loang Baloq, satgas sosial menemukan 30 pasangan yang sedang berpacaran di tempat yang remang-remang.
Sebanyak 30 pasangan itu rata-rata berasal dari warga sekitar taman dan Kabupaten Lombok Barat, dengan usia rata-rata remaja.
"Pasangan yang sedang berpacaran di tempat remang-remang ini tentu bisa memicu terjadinya tindak asusila sehingga menimbulkan perempuan rawan asusila yang menjadi tanggung jawab kami. Ini harus diantisipasi," ujarnya.(Antara/Trendezia)
Tag :
News
0 Komentar untuk "Bentengi Pergaulan Anak dengan Pemahaman Agama"