Di era yang serba digital seperti sekarang ini memang sudah saatnya Indonesia sudah memulai memikirkan betapa pentingnya
kedaulatan komunikasi bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Kedaulatan kominukasi amat sangat penting untuk
menghindari kejahatan cyber guna melindungi data-data yang sifatnya rahasia
dari incaran para hacker seperi kasus
penyadapat pemerintah Australia terhadap beberapa petinggi negara pada 11 September
2013 silam.
Kini belum genap satu tahu isu penyadapan kembali terjadi, kali ini
pelakunya adalah intelijen Selandia Baru (GCSB ) yang mengabarkan telah
menyadap beberapa pejabat penting di indonesia.
Mengenai isu pecadapan ini Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan
pemerintah Selandia Baru harus menjelaskan isu penyadapan yang diungkapakan
Edward Snowden bahwa Badan Intelijen Selandia Baru (GCSB) telah menyadap
komunikasi pejabat di negara Kepulauan Pasifik dan Indonesia.
"Sebaiknya kita segera meminta penjelasan terhadap Selandia Baru apakah info itu betul," kata Fadli saat dihubungi wartawan di Jakarta, Senin.
Dia juga meminta Kementerian Luar Negeri Indonesia menindaklanjuti kabar tersebut misalnya dengan mengirimkan nota protes.
Fadli mengatakan saat ini langkah awal pemerintah Indonesia adalah meminta penjelasan pemerintah Selandia Baru lalu diambil langkah selanjutnya.
"Kita belum tahu isinya (penyadapan) siapa saja yang disadap. Saat ini pemerintah minta klarifikasi saja dulu nanti selanjutnya apakah protes, silahkan," ujarnya.
Fadli mengatakan pemerintah Indonesia seharusnya memprotes keras jika ada penyadapan tersebut karena termasuk pelanggaran terhadap kedaulatan Indonesia.
Menurut dia, penyadapan biasanya dilakukan bukan oleh negara-negara yang bersahabat namun yang memiliki kepentingan dan dianggap sebagai musuh.
"Kita harus mengkritik penyadapan, itu langkah yang sebenarnya tidak boleh dilakukan antar negara yang bersahabat. Kami menyesali apabilan penyadapan itu benar terjadi," katanya.
Fadli mengatakan masyarakat tidak tahu apa maksud dibalik penyadapan itu namun bisa jadi ada info menarik yang hendak didapatkan dari penyadapan itu.
Namun dia menekankan harus dipastikan apakah penyadapan itu benar terjadi atau tidak.
Sebelumnya media Selandia Baru, New Zealand Herald dan Radio New Zealand, memberitakan dokumen Snowden pada tahun 2009 yang menyebut badan intelijen Selandia Baru (GCSB) telah menyadap komunikasi para pejabat di beberapa negara Kepulauan Pasifik dan Indonesia.
GCSB disebut-sebut menyadap komunikasi melalui surat elektronik, panggilan telepon dan ponsel, pesan media sosial dan jalur komunikasi lainnya.
Semua informasi rahasia itu lalu dikumpulkan GCSB dan dibagi ke empat negara sahabat terdekat Selandia Baru yang termasuk ke dalam lingkaran Lima Mata, yaitu Australia, Kanada, Amerika Serikat dan Inggris.
Disebutkan salah satu agen GCSB bekerja dengan badan intelijen Australia (ASD) dalam memata-matai perusahaan telekomunikasi Indonesia, Telkomsel.
"Sebaiknya kita segera meminta penjelasan terhadap Selandia Baru apakah info itu betul," kata Fadli saat dihubungi wartawan di Jakarta, Senin.
Dia juga meminta Kementerian Luar Negeri Indonesia menindaklanjuti kabar tersebut misalnya dengan mengirimkan nota protes.
Fadli mengatakan saat ini langkah awal pemerintah Indonesia adalah meminta penjelasan pemerintah Selandia Baru lalu diambil langkah selanjutnya.
"Kita belum tahu isinya (penyadapan) siapa saja yang disadap. Saat ini pemerintah minta klarifikasi saja dulu nanti selanjutnya apakah protes, silahkan," ujarnya.
Fadli mengatakan pemerintah Indonesia seharusnya memprotes keras jika ada penyadapan tersebut karena termasuk pelanggaran terhadap kedaulatan Indonesia.
Menurut dia, penyadapan biasanya dilakukan bukan oleh negara-negara yang bersahabat namun yang memiliki kepentingan dan dianggap sebagai musuh.
"Kita harus mengkritik penyadapan, itu langkah yang sebenarnya tidak boleh dilakukan antar negara yang bersahabat. Kami menyesali apabilan penyadapan itu benar terjadi," katanya.
Fadli mengatakan masyarakat tidak tahu apa maksud dibalik penyadapan itu namun bisa jadi ada info menarik yang hendak didapatkan dari penyadapan itu.
Namun dia menekankan harus dipastikan apakah penyadapan itu benar terjadi atau tidak.
Sebelumnya media Selandia Baru, New Zealand Herald dan Radio New Zealand, memberitakan dokumen Snowden pada tahun 2009 yang menyebut badan intelijen Selandia Baru (GCSB) telah menyadap komunikasi para pejabat di beberapa negara Kepulauan Pasifik dan Indonesia.
GCSB disebut-sebut menyadap komunikasi melalui surat elektronik, panggilan telepon dan ponsel, pesan media sosial dan jalur komunikasi lainnya.
Semua informasi rahasia itu lalu dikumpulkan GCSB dan dibagi ke empat negara sahabat terdekat Selandia Baru yang termasuk ke dalam lingkaran Lima Mata, yaitu Australia, Kanada, Amerika Serikat dan Inggris.
Disebutkan salah satu agen GCSB bekerja dengan badan intelijen Australia (ASD) dalam memata-matai perusahaan telekomunikasi Indonesia, Telkomsel.
Dalam kesempatan yang sama Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais
mengatakan pemerintah Indonesia harus mengirim nota protes kepada pemerintah
Selandia Baru via duta besarnya yang ada di Jakarta terkait isu penyadapan.
"Kirim nota protes ke Selandia Baru via dubes di sini bahwa yang dilakukan mereka tidak pantas sebagai negara tetangga," kata Hanafi di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan sebagai negara yang bertetangga maka seharusnya Selandia Baru menegakkan prinsip kebijakan bertetangga yang baik atau "good neighborhood policy".
Dia mengatakan tiap negara memiliki kedaulatan informasi yang tidak boleh diretas oleh negara lain karena hal itu harga mati.
"Jika penyadapan terjadi maka sebenarnya ini sudah menjadi bagian dari 'cyber war'," ujarnya.
Politisi PAN itu mengatakan bentuk protes minimum tetap harus dilakukan karena kalau tidak maka apa yang dilakukan negara lain dengan penyadapan bisa ditafsirkan diperbolehkan.
Sebelumnya media Selandia Baru, New Zealand Herald dan Radio New Zealand, merilis dokumen Snowden pada tahun 2009 lalu yang menyebut badan intelijen Selandia Baru (GCSB) telah menyadap komunikasi para pejabat di beberapa negara Kepulauan Pasifik dan Indonesia.
GCSB disebut-sebut menyadap komunikasi melalui surat elektronik, panggilan telepon dan ponsel, pesan media sosial dan jalur komunikasi lainnya.
Semua informasi rahasia itu lalu dikumpulkan GCSB dan dibagi ke empat negara sahabat terdekat Selandia Baru yang termasuk ke dalam lingkaran Lima Mata, yaitu Australia, Kanada, Amerika Serikat dan Inggris.
Disebutkan salah satu agen GCSB bekerja dengan badan intelijen Australia (ASD) dalam memata-matai perusahaan telekomunikasi Indonesia, Telkomsel (an antara /ad trendezia)
"Kirim nota protes ke Selandia Baru via dubes di sini bahwa yang dilakukan mereka tidak pantas sebagai negara tetangga," kata Hanafi di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan sebagai negara yang bertetangga maka seharusnya Selandia Baru menegakkan prinsip kebijakan bertetangga yang baik atau "good neighborhood policy".
Dia mengatakan tiap negara memiliki kedaulatan informasi yang tidak boleh diretas oleh negara lain karena hal itu harga mati.
"Jika penyadapan terjadi maka sebenarnya ini sudah menjadi bagian dari 'cyber war'," ujarnya.
Politisi PAN itu mengatakan bentuk protes minimum tetap harus dilakukan karena kalau tidak maka apa yang dilakukan negara lain dengan penyadapan bisa ditafsirkan diperbolehkan.
Sebelumnya media Selandia Baru, New Zealand Herald dan Radio New Zealand, merilis dokumen Snowden pada tahun 2009 lalu yang menyebut badan intelijen Selandia Baru (GCSB) telah menyadap komunikasi para pejabat di beberapa negara Kepulauan Pasifik dan Indonesia.
GCSB disebut-sebut menyadap komunikasi melalui surat elektronik, panggilan telepon dan ponsel, pesan media sosial dan jalur komunikasi lainnya.
Semua informasi rahasia itu lalu dikumpulkan GCSB dan dibagi ke empat negara sahabat terdekat Selandia Baru yang termasuk ke dalam lingkaran Lima Mata, yaitu Australia, Kanada, Amerika Serikat dan Inggris.
Disebutkan salah satu agen GCSB bekerja dengan badan intelijen Australia (ASD) dalam memata-matai perusahaan telekomunikasi Indonesia, Telkomsel (an antara /ad trendezia)
Tag :
News
0 Komentar untuk "Intelijen Selandia Baru (GCSB ) Sadap pejabat indonesia"